Teknologi AI di Tempat Kerja: Ancaman atau Peluang?

Published

30 May 2023

Share

, ,
Teknologi AI di Tempat Kerja: Ancaman atau Peluang?

Antara pro dan kontraperkembangan kecerdasan buatan (AI) sebagai alat penunjang efisiensi dan ancaman bagi manusia kehilangan pekerjaan.

Perkembangan teknologi kecerdasan buatan atau yang lebih dikenal sebagai Artificial Intelligence (AI) selalu menyertakan dua sisi yang berlawanan: pro dan kontra. Di satu sisi, keberadaan AI disambut dengan antusiasme sebagai alat yang dapat meningkatkan efisiensi pekerjaan. Namun di sisi lain, ada kekhawatiran yang mendalam bahwa AI dapat menjadi ancaman yang menggantikan peran manusia dalam dunia kerja.

Kekhawatiran ini muncul karena banyak yang percaya AI mampu mengambil alih pekerjaan manusia. Berdasarkan laporan yang dilansir oleh BBC, meskipun AI memiliki potensi ini, masih ada sejumlah pekerjaan yang tidak dapat diambil alih oleh komputer, setidaknya pada masa kini.

Baca juga Memahami Teknologi AI: Definisi, Aplikasi, dan Masa Depannya

Mengikuti jejak sejarah, setiap revolusi industri selalu membawa ancaman teknologi baru, dari mesin tenun mekanis hingga kemunculan microchip. Meski begitu, melihat catatan sejarah, manusia selalu berhasil menang atas teknologi.

Laporan dari Goldman Sachs pada Maret 2023 menunjukkan bahwa AI dengan kemampuan untuk membuat konten dapat melakukan seperempat dari semua pekerjaan yang dilakukan manusia saat ini. Akibatnya, di AS dan Uni Eropa, ada potensi hilangnya 300 juta lapangan kerja akibat otomatisasi.

Martin Ford, penulis buku Rule of the Robots How Artificial Intelligence Will Transform Everything, menegaskan bahwa perkembangan ini tidak hanya akan mempengaruhi individu. Ia bisa sangat sistemik dan tiba-tiba dirasakan oleh banyak orang, dan tentu saja, berdampak signifikan pada ekonomi.

Ford juga mencatat bahwa masih banyak tugas yang tidak bisa dilakukan oleh AI karena memerlukan unsur-unsur unik manusia, seperti kecerdasan emosional dan pemikiran out-of-the-box. Mengalihkan peran ke tugas-tugas yang membutuhkan keterampilan tersebut dapat menjadi cara untuk mengurangi risiko digantikan oleh AI.

Ford merangkum tiga kategori pekerjaan yang kemungkinan akan aman dari pengaruh AI. Pertama, pekerjaan yang sangat kreatif yang memerlukan ide-ide baru dan pembangunan dari awal. Meski begitu, bukan berarti semua pekerjaan kreatif aman. Beberapa pekerjaan, seperti desain grafis dan seni visual, mungkin di antara yang pertama kali terpengaruh; AI bisa menganalisis jutaan gambar untuk memahami estetika.

Kategori kedua adalah pekerjaan yang memerlukan hubungan interpersonal yang kompleks. Misalnya, perawat, konsultan bisnis, dan jurnalis investigasi. Kategori ketiga adalah pekerjaan yang membutuhkan mobilitas dan ketangkasan serta kemampuan memecahkan masalah dalam lingkungan yang tidak dapat diprediksi, seperti tukang listrik, tukang ledeng, dan tukang las.

Namun, meski manusia mungkin akan bertahan dalam pekerjaan yang termasuk dalam kategori-kategori tersebut, itu tidak berarti profesi-profesi itu sepenuhnya aman dari AI. Aspek tertentu dari sebagian besar pekerjaan, terlepas dari industri, masih dapat diotomatisasi oleh teknologi. Tugas manusia di masa depan mungkin lebih fokus pada keterampilan interpersonal.

Penting untuk dicatat bahwa pendidikan tinggi atau jabatan dengan gaji tinggi tidak menjamin keamanan dari pengaruh AI. Dalam beberapa kasus, pekerja yang lebih berpendidikan mungkin lebih rentan daripada pekerja yang kurang berpendidikan.

Kesimpulannya, mencari pekerjaan dalam lingkungan yang dinamis dan berubah-ubah, serta melibatkan tugas-tugas yang tidak dapat diprediksi, adalah strategi yang baik untuk mencegah pekerjaan Anda direbut oleh AI. Setidaknya untuk sementara waktu.”

Ford merangkum tiga kategori pekerjaan yang kemungkinan akan aman dari pengaruh AI. Pertama, pekerjaan yang sangat kreatif yang memerlukan ide-ide baru dan pembangunan dari awal. Meski begitu, bukan berarti semua pekerjaan kreatif aman. Beberapa pekerjaan, seperti desain grafis dan seni visual, mungkin di antara yang pertama kali terpengaruh; AI bisa menganalisis jutaan gambar untuk memahami estetika.

Kategori kedua adalah pekerjaan yang memerlukan hubungan interpersonal yang kompleks. Misalnya, perawat, konsultan bisnis, dan jurnalis investigasi. Kategori ketiga adalah pekerjaan yang membutuhkan mobilitas dan ketangkasan serta kemampuan memecahkan masalah dalam lingkungan yang tidak dapat diprediksi, seperti tukang listrik, tukang ledeng, dan tukang las.

Namun, meski manusia mungkin akan bertahan dalam pekerjaan yang termasuk dalam kategori-kategori tersebut, itu tidak berarti profesi-profesi itu sepenuhnya aman dari AI. Aspek tertentu dari sebagian besar pekerjaan, terlepas dari industri, masih dapat diotomatisasi oleh teknologi. Tugas manusia di masa depan mungkin lebih fokus pada keterampilan interpersonal.

Penting untuk dicatat bahwa pendidikan tinggi atau jabatan dengan gaji tinggi tidak menjamin keamanan dari pengaruh AI. Dalam beberapa kasus, pekerja yang lebih berpendidikan mungkin lebih rentan daripada pekerja yang kurang berpendidikan.

Kesimpulannya, mencari pekerjaan dalam lingkungan yang dinamis dan berubah-ubah, serta melibatkan tugas-tugas yang tidak dapat diprediksi, adalah strategi yang baik untuk mencegah pekerjaan Anda direbut oleh AI. Setidaknya untuk sementara waktu.

Terlepas dari pro dan kontra yang ada, perkembangan teknologi akan terus berlanjut seiring dari inovasi yang ada, seperti GlobalXtreme. GlobalXtreme selaku penyedia jasa layanan Internet Fiber Optic no. 1 di Bali berkomitmen terus berdampak bagi kemajuan teknologi untuk seluruh lapisan masyarakat dan memberikan layanan terbaik kepada pelanggan melalui jaringan infrastruktur yang memadai, teknisi berpengalaman, dan layanan customer service 24/7. GlobalXtreme memberikan penawaran layanan Internet mulai dari 300.000 dan untuk info lebih lanjut hubungi (0361) 736 811.


Teknologi AI di Tempat Kerja: Ancaman atau Peluang?

Antara pro dan kontraperkembangan kecerdasan buatan (AI) sebagai alat penunjang efisiensi dan ancaman bagi manusia kehilangan pekerjaan.

Perkembangan teknologi kecerdasan buatan atau yang lebih dikenal sebagai Artificial Intelligence (AI) selalu menyertakan dua sisi yang berlawanan: pro dan kontra. Di satu sisi, keberadaan AI disambut dengan antusiasme sebagai alat yang dapat meningkatkan efisiensi pekerjaan. Namun di sisi lain, ada kekhawatiran yang mendalam bahwa AI dapat menjadi ancaman yang menggantikan peran manusia dalam dunia kerja.

Kekhawatiran ini muncul karena banyak yang percaya AI mampu mengambil alih pekerjaan manusia. Berdasarkan laporan yang dilansir oleh BBC, meskipun AI memiliki potensi ini, masih ada sejumlah pekerjaan yang tidak dapat diambil alih oleh komputer, setidaknya pada masa kini.

Baca juga Memahami Teknologi AI: Definisi, Aplikasi, dan Masa Depannya

Mengikuti jejak sejarah, setiap revolusi industri selalu membawa ancaman teknologi baru, dari mesin tenun mekanis hingga kemunculan microchip. Meski begitu, melihat catatan sejarah, manusia selalu berhasil menang atas teknologi.

Laporan dari Goldman Sachs pada Maret 2023 menunjukkan bahwa AI dengan kemampuan untuk membuat konten dapat melakukan seperempat dari semua pekerjaan yang dilakukan manusia saat ini. Akibatnya, di AS dan Uni Eropa, ada potensi hilangnya 300 juta lapangan kerja akibat otomatisasi.

Martin Ford, penulis buku Rule of the Robots How Artificial Intelligence Will Transform Everything, menegaskan bahwa perkembangan ini tidak hanya akan mempengaruhi individu. Ia bisa sangat sistemik dan tiba-tiba dirasakan oleh banyak orang, dan tentu saja, berdampak signifikan pada ekonomi.

Ford juga mencatat bahwa masih banyak tugas yang tidak bisa dilakukan oleh AI karena memerlukan unsur-unsur unik manusia, seperti kecerdasan emosional dan pemikiran out-of-the-box. Mengalihkan peran ke tugas-tugas yang membutuhkan keterampilan tersebut dapat menjadi cara untuk mengurangi risiko digantikan oleh AI.

Ford merangkum tiga kategori pekerjaan yang kemungkinan akan aman dari pengaruh AI. Pertama, pekerjaan yang sangat kreatif yang memerlukan ide-ide baru dan pembangunan dari awal. Meski begitu, bukan berarti semua pekerjaan kreatif aman. Beberapa pekerjaan, seperti desain grafis dan seni visual, mungkin di antara yang pertama kali terpengaruh; AI bisa menganalisis jutaan gambar untuk memahami estetika.

Kategori kedua adalah pekerjaan yang memerlukan hubungan interpersonal yang kompleks. Misalnya, perawat, konsultan bisnis, dan jurnalis investigasi. Kategori ketiga adalah pekerjaan yang membutuhkan mobilitas dan ketangkasan serta kemampuan memecahkan masalah dalam lingkungan yang tidak dapat diprediksi, seperti tukang listrik, tukang ledeng, dan tukang las.

Namun, meski manusia mungkin akan bertahan dalam pekerjaan yang termasuk dalam kategori-kategori tersebut, itu tidak berarti profesi-profesi itu sepenuhnya aman dari AI. Aspek tertentu dari sebagian besar pekerjaan, terlepas dari industri, masih dapat diotomatisasi oleh teknologi. Tugas manusia di masa depan mungkin lebih fokus pada keterampilan interpersonal.

Penting untuk dicatat bahwa pendidikan tinggi atau jabatan dengan gaji tinggi tidak menjamin keamanan dari pengaruh AI. Dalam beberapa kasus, pekerja yang lebih berpendidikan mungkin lebih rentan daripada pekerja yang kurang berpendidikan.

Kesimpulannya, mencari pekerjaan dalam lingkungan yang dinamis dan berubah-ubah, serta melibatkan tugas-tugas yang tidak dapat diprediksi, adalah strategi yang baik untuk mencegah pekerjaan Anda direbut oleh AI. Setidaknya untuk sementara waktu.”

Ford merangkum tiga kategori pekerjaan yang kemungkinan akan aman dari pengaruh AI. Pertama, pekerjaan yang sangat kreatif yang memerlukan ide-ide baru dan pembangunan dari awal. Meski begitu, bukan berarti semua pekerjaan kreatif aman. Beberapa pekerjaan, seperti desain grafis dan seni visual, mungkin di antara yang pertama kali terpengaruh; AI bisa menganalisis jutaan gambar untuk memahami estetika.

Kategori kedua adalah pekerjaan yang memerlukan hubungan interpersonal yang kompleks. Misalnya, perawat, konsultan bisnis, dan jurnalis investigasi. Kategori ketiga adalah pekerjaan yang membutuhkan mobilitas dan ketangkasan serta kemampuan memecahkan masalah dalam lingkungan yang tidak dapat diprediksi, seperti tukang listrik, tukang ledeng, dan tukang las.

Namun, meski manusia mungkin akan bertahan dalam pekerjaan yang termasuk dalam kategori-kategori tersebut, itu tidak berarti profesi-profesi itu sepenuhnya aman dari AI. Aspek tertentu dari sebagian besar pekerjaan, terlepas dari industri, masih dapat diotomatisasi oleh teknologi. Tugas manusia di masa depan mungkin lebih fokus pada keterampilan interpersonal.

Penting untuk dicatat bahwa pendidikan tinggi atau jabatan dengan gaji tinggi tidak menjamin keamanan dari pengaruh AI. Dalam beberapa kasus, pekerja yang lebih berpendidikan mungkin lebih rentan daripada pekerja yang kurang berpendidikan.

Kesimpulannya, mencari pekerjaan dalam lingkungan yang dinamis dan berubah-ubah, serta melibatkan tugas-tugas yang tidak dapat diprediksi, adalah strategi yang baik untuk mencegah pekerjaan Anda direbut oleh AI. Setidaknya untuk sementara waktu.

Terlepas dari pro dan kontra yang ada, perkembangan teknologi akan terus berlanjut seiring dari inovasi yang ada, seperti GlobalXtreme. GlobalXtreme selaku penyedia jasa layanan Internet Fiber Optic no. 1 di Bali berkomitmen terus berdampak bagi kemajuan teknologi untuk seluruh lapisan masyarakat dan memberikan layanan terbaik kepada pelanggan melalui jaringan infrastruktur yang memadai, teknisi berpengalaman, dan layanan customer service 24/7. GlobalXtreme memberikan penawaran layanan Internet mulai dari 300.000 dan untuk info lebih lanjut hubungi (0361) 736 811.