Digitalisasi Bisnis dan Revolusi Industri 4.0 lewat Technopreneurship

Published

25 May 2023

Share

, ,
Digitalisasi Bisnis dan Revolusi Industri 4.0 lewat Technopreneurship

Technopreneur merupakan pionir dalam menciptakan peluang baru dan memperbaiki kekurangan yang ada di pasar.

Perkembangan zaman yang maju juga turut memberikan pengaruh pada dunia usaha dan munculah istilah yang kini dikenal dengan technopreneur. technopreneur sendiri merupakan individu yang mampu memadukan teknologi dengan semangat kewirausahaan yang menciptakan kesempatan bisnis tak terbatas.

Pada dasarnya, teknologi bukan hanya sekadar alat atau sarana, tetapi juga bisa jadi kekuatan pendorong yang mampu ubah dunia ke depan. Para pengusaha teknologi harus dituntut mempunyai pemahaman mendalam terhadap aspek teknis yang menjadi dasar dari bisnis mereka.

Munculnya start up yang dibuat oleh para technopreneur juga akan berdampak pada perekenomian bangsa, khususnya terbukanya lapangan kerja baru. Dilansir dari myeducationrepublic, dengan potensi tanpa batas tersebut, technoprenur membutuhkan komitmen yang kuat, inovasi berkelanjutan, dan mampu menghadapi risiko dengan pertimbangan yang matang.

Seorang technopreneur harus mampu beradaptasi dengan perubahan teknologi yang cepat dan menguasai konsep-konsep yang baru muncul. Dengan begitu, mereka dapat menjawab tantangan-tantangan yang muncul di industri yang terus berkembang pesat ini.

Menjadi seorang Technopreneur bukanlah tujuan akhir, tetapi merupakan perjalanan yang menarik karena mereka dituntut terus belajar, beradaptasi, dan berinovasi untuk menghadapi tantangan yang muncul.

Apa itu Technopreneurship?

Technopreneurship merupakan kombinasi dari dua kata, yaitu “Teknologi” dan “Entrepreneurship”. Ini adalah jenis usaha di bidang teknologi yang melibatkan individu yang memiliki pemahaman teknologi, kreativitas, inovasi, dan kemampuan untuk mengambil risiko yang sudah dipertimbangkan.

Keberhasilan seorang technopreneur didasarkan pada sejauh mana mereka mampu bekerja secara berkelanjutan dan saling terkait. Oleh karena itu, keberhasilan technopreneurship melibatkan sekelompok orang yang berdedikasi dengan keahlian dan sumber daya yang beragam.

Tidaklah mengherankan bahwa technopreneur telah menjadi definisi dari generasi baru dalam dunia bisnis. Para technopreneur ini memiliki pandangan yang cerdas, adaptif terhadap perubahan, dan mampu memanfaatkan teknologi untuk menciptakan inovasi yang menarik. Mereka membawa semangat kewirausahaan ke dalam dunia teknologi, menggabungkan keahlian teknis dengan keahlian bisnis untuk meraih kesuksesan.

Technopreneur team

Dalam praktiknya juga muncul istilah technoprenuer team yang terdiri dari orang berkemampuan teknis, kreatid, dan bisnis dalam memenuhi kebutuhan pasar, khususnya di era digitalisasi menjawab revolusi industri 4.0. Dalam membangun tecnopreneur team terdiri dari 4 fase, Fase forming, fase storming, fase norming, dan fase performing menurut seorang psikolog senior yang bernama Bruce W. Tuckman, Ph.D.

Forming — Phase

Dalam pembentukan tim, tahap awal yang disebut “Forming” memiliki peran penting. Pada tahap ini, anggota tim saling berinteraksi, mencoba saling mengenal, dan menetapkan arah kerja bersama. Meski masih ada ketidakpercayaan awal, upaya membangun kepercayaan dan kesepakatan menjadi fokus utama.

  • Mengenal satu sama lain lewat keramahan dan sopan santun
  • Memupuk kepercayaan sebagai awalan terbentuknya kolaborasi yang sukses.
  • Menggagas kesepakatan bersama dalam menentukan tujuan dan tugas lewat proses pembagian peran.
  • Membuka jalan untuk perkembangan dalam membentuk fondasi yang kokoh.

Storming — Phase

Setelah tahap pembentukan tim, saatnya memasuki tahap berikutnya yang penuh tantangan. Tim harus menetapkan rencana, tugas, dan siapa yang bertanggung jawab. Namun, dengan perbedaan pendapat dan rendahnya kepercayaan, konflik mulai timbul di antara anggota tim.

  • Menghadapi konflik dan persaingan karena adanya gesekan dan perbedaan ide yang menjadi hal umum pada tahap ini.
  • Masa pancaroba yang pastinya berpengaruh pada turunya produktivitas tim di mana juga menguji kepemimpinan dalam menghadapi tantangan itu.
  • Kepemimpinan yang efektif dalam tahap ini melibatkan penyelesaian konflik dengan cepat, sambil tetap menjaga fokus pada tujuan dan hasil tim.
  • Tim yang mencapai kesepakatan akan bisa melanjutkan ke tahap berikutnya sedangkan yang tidak berpotensi terus terjebak pada konflik.

Norming — Phase

Setelah melewati fase storming yang penuh tantangan, tim memasuki tahap norming. Pada tahap ini, kerjasama tim mulai membaik, konflik individu menurun, dan kepercayaan antar anggota tim meningkat. Fokus utama tim adalah menyelesaikan tugas dengan produktivitas tinggi.

  • Tumbuhnya Kebersamaan dan Norma Tim di mana hal tersebut dimulai karena adanya ikatan kelompok yang kuat.
  • Pada tahap ini, kepemimpinan menjadi lebih jelas dalam bentuk dan hasilnya. Tugas seorang pemimpin adalah menjaga dan menciptakan lingkungan yang mendukung agar kondisi yang baik di tahap sebelumnya tetap kuat dan berlanjut.

Performing — Phase

Dalam perjalanan pembentukan tim, tidak semua tim mampu mencapai tahap performing yang dianggap sebagai puncak kesuksesan. Namun, bagi tim yang berada dalam tahap ini, mereka merasakan semua kebaikan yang timbul dari kerjasama yang solid.

  • Kesatuan dan Produktivitas yang Optimal
    Pada tahap performing, tim menunjukkan ketergantungan yang tinggi dalam hubungan personal dan pemecahan masalah tugas.
  • Kepemimpinan yang fokus pada resolusi konflik, penciptaan identitas tim, serta visi dan tujuan yang menginspirasi sangatlah penting untuk mencapai tahap performing ini.
  • Tahap performing merupakan puncak keberhasilan dalam kerjasama tim. Di tahap ini, tim dapat mencapai produktivitas yang optimal, menciptakan lingkungan yang harmonis, dan meraih kesuksesan sesuai dengan visi yang ditetapkan.

Tertarik menjadi technoprenuer atau menjadi bagian dari ekosistem tersebut?
Dalam perkembangannya technopreneur juga tak bisa lepas dari peran Internet sehingga dibutuhkan koneksi yang berkualitas seperti GlobalXtreme untuk menunjang bisnis tersebut. GlobalXtreme selaku penyedia jasa layanan Internet Fiber Optic no. 1 di Bali berkomitmen terus berdampak bagi kemajuan teknologi untuk seluruh lapisan masyarakat dan memberikan layanan terbaik kepada pelanggan melalui jaringan infrastruktur yang memadai, teknisi berpengalaman, dan layanan customer service 24/7. GlobalXtreme memberikan penawaran layanan Internet mulai dari 300.000 dan untuk info lebih lanjut hubungi (0361) 736 811.

Digitalisasi Bisnis dan Revolusi Industri 4.0 lewat Technopreneurship

Technopreneur merupakan pionir dalam menciptakan peluang baru dan memperbaiki kekurangan yang ada di pasar.

Perkembangan zaman yang maju juga turut memberikan pengaruh pada dunia usaha dan munculah istilah yang kini dikenal dengan technopreneur. technopreneur sendiri merupakan individu yang mampu memadukan teknologi dengan semangat kewirausahaan yang menciptakan kesempatan bisnis tak terbatas.

Pada dasarnya, teknologi bukan hanya sekadar alat atau sarana, tetapi juga bisa jadi kekuatan pendorong yang mampu ubah dunia ke depan. Para pengusaha teknologi harus dituntut mempunyai pemahaman mendalam terhadap aspek teknis yang menjadi dasar dari bisnis mereka.

Munculnya start up yang dibuat oleh para technopreneur juga akan berdampak pada perekenomian bangsa, khususnya terbukanya lapangan kerja baru. Dilansir dari myeducationrepublic, dengan potensi tanpa batas tersebut, technoprenur membutuhkan komitmen yang kuat, inovasi berkelanjutan, dan mampu menghadapi risiko dengan pertimbangan yang matang.

Seorang technopreneur harus mampu beradaptasi dengan perubahan teknologi yang cepat dan menguasai konsep-konsep yang baru muncul. Dengan begitu, mereka dapat menjawab tantangan-tantangan yang muncul di industri yang terus berkembang pesat ini.

Menjadi seorang Technopreneur bukanlah tujuan akhir, tetapi merupakan perjalanan yang menarik karena mereka dituntut terus belajar, beradaptasi, dan berinovasi untuk menghadapi tantangan yang muncul.

Apa itu Technopreneurship?

Technopreneurship merupakan kombinasi dari dua kata, yaitu “Teknologi” dan “Entrepreneurship”. Ini adalah jenis usaha di bidang teknologi yang melibatkan individu yang memiliki pemahaman teknologi, kreativitas, inovasi, dan kemampuan untuk mengambil risiko yang sudah dipertimbangkan.

Keberhasilan seorang technopreneur didasarkan pada sejauh mana mereka mampu bekerja secara berkelanjutan dan saling terkait. Oleh karena itu, keberhasilan technopreneurship melibatkan sekelompok orang yang berdedikasi dengan keahlian dan sumber daya yang beragam.

Tidaklah mengherankan bahwa technopreneur telah menjadi definisi dari generasi baru dalam dunia bisnis. Para technopreneur ini memiliki pandangan yang cerdas, adaptif terhadap perubahan, dan mampu memanfaatkan teknologi untuk menciptakan inovasi yang menarik. Mereka membawa semangat kewirausahaan ke dalam dunia teknologi, menggabungkan keahlian teknis dengan keahlian bisnis untuk meraih kesuksesan.

Technopreneur team

Dalam praktiknya juga muncul istilah technoprenuer team yang terdiri dari orang berkemampuan teknis, kreatid, dan bisnis dalam memenuhi kebutuhan pasar, khususnya di era digitalisasi menjawab revolusi industri 4.0. Dalam membangun tecnopreneur team terdiri dari 4 fase, Fase forming, fase storming, fase norming, dan fase performing menurut seorang psikolog senior yang bernama Bruce W. Tuckman, Ph.D.

Forming — Phase

Dalam pembentukan tim, tahap awal yang disebut “Forming” memiliki peran penting. Pada tahap ini, anggota tim saling berinteraksi, mencoba saling mengenal, dan menetapkan arah kerja bersama. Meski masih ada ketidakpercayaan awal, upaya membangun kepercayaan dan kesepakatan menjadi fokus utama.

  • Mengenal satu sama lain lewat keramahan dan sopan santun
  • Memupuk kepercayaan sebagai awalan terbentuknya kolaborasi yang sukses.
  • Menggagas kesepakatan bersama dalam menentukan tujuan dan tugas lewat proses pembagian peran.
  • Membuka jalan untuk perkembangan dalam membentuk fondasi yang kokoh.

Storming — Phase

Setelah tahap pembentukan tim, saatnya memasuki tahap berikutnya yang penuh tantangan. Tim harus menetapkan rencana, tugas, dan siapa yang bertanggung jawab. Namun, dengan perbedaan pendapat dan rendahnya kepercayaan, konflik mulai timbul di antara anggota tim.

  • Menghadapi konflik dan persaingan karena adanya gesekan dan perbedaan ide yang menjadi hal umum pada tahap ini.
  • Masa pancaroba yang pastinya berpengaruh pada turunya produktivitas tim di mana juga menguji kepemimpinan dalam menghadapi tantangan itu.
  • Kepemimpinan yang efektif dalam tahap ini melibatkan penyelesaian konflik dengan cepat, sambil tetap menjaga fokus pada tujuan dan hasil tim.
  • Tim yang mencapai kesepakatan akan bisa melanjutkan ke tahap berikutnya sedangkan yang tidak berpotensi terus terjebak pada konflik.

Norming — Phase

Setelah melewati fase storming yang penuh tantangan, tim memasuki tahap norming. Pada tahap ini, kerjasama tim mulai membaik, konflik individu menurun, dan kepercayaan antar anggota tim meningkat. Fokus utama tim adalah menyelesaikan tugas dengan produktivitas tinggi.

  • Tumbuhnya Kebersamaan dan Norma Tim di mana hal tersebut dimulai karena adanya ikatan kelompok yang kuat.
  • Pada tahap ini, kepemimpinan menjadi lebih jelas dalam bentuk dan hasilnya. Tugas seorang pemimpin adalah menjaga dan menciptakan lingkungan yang mendukung agar kondisi yang baik di tahap sebelumnya tetap kuat dan berlanjut.

Performing — Phase

Dalam perjalanan pembentukan tim, tidak semua tim mampu mencapai tahap performing yang dianggap sebagai puncak kesuksesan. Namun, bagi tim yang berada dalam tahap ini, mereka merasakan semua kebaikan yang timbul dari kerjasama yang solid.

  • Kesatuan dan Produktivitas yang Optimal
    Pada tahap performing, tim menunjukkan ketergantungan yang tinggi dalam hubungan personal dan pemecahan masalah tugas.
  • Kepemimpinan yang fokus pada resolusi konflik, penciptaan identitas tim, serta visi dan tujuan yang menginspirasi sangatlah penting untuk mencapai tahap performing ini.
  • Tahap performing merupakan puncak keberhasilan dalam kerjasama tim. Di tahap ini, tim dapat mencapai produktivitas yang optimal, menciptakan lingkungan yang harmonis, dan meraih kesuksesan sesuai dengan visi yang ditetapkan.

Tertarik menjadi technoprenuer atau menjadi bagian dari ekosistem tersebut?
Dalam perkembangannya technopreneur juga tak bisa lepas dari peran Internet sehingga dibutuhkan koneksi yang berkualitas seperti GlobalXtreme untuk menunjang bisnis tersebut. GlobalXtreme selaku penyedia jasa layanan Internet Fiber Optic no. 1 di Bali berkomitmen terus berdampak bagi kemajuan teknologi untuk seluruh lapisan masyarakat dan memberikan layanan terbaik kepada pelanggan melalui jaringan infrastruktur yang memadai, teknisi berpengalaman, dan layanan customer service 24/7. GlobalXtreme memberikan penawaran layanan Internet mulai dari 300.000 dan untuk info lebih lanjut hubungi (0361) 736 811.