Cetak Sejarah; Koneksi Bluetooth Pertama Yang Dihubungkan ke Luar Angkasa

Published

21 May 2024

Share

, ,
Cetak Sejarah; Koneksi Bluetooth Pertama Yang Dihubungkan ke Luar Angkasa

Hubble Network telah membuat sejarah dengan berhasil menciptakan koneksi Bluetooth dari Bumi ke satelit sejauh 600 km, menjadikannya perusahaan pertama yang mencetak rekor ini.

Bila biasanya kita menggunakan koneksi Bluetooth untuk berbagi file atau mengubungkan antar perangkat seperti Airpods ke handphone, perusahaan teknologi antariksa bernama Hubble Network telah menetapkan standar baru untuk masa depan teknologi Bluetooth. Pasalnya, mereka membuat sebuah terobosan dimana memungkinkan sinyal wireless jarak dekat tersebut ditransmisikan hingga ratusan kilometer jauhnya ke luar angkasa.

Startup yang berbasis di Seattle, Amerika Serikat ini mengumumkan berita ini pada 2 Mei melalui postingan blog di laman resminya. Disana disebutkan bahwa dua satelitnya berhasil menerima sinyal Bluetooth dari stasiun di Bumi, menjangkau jarak yang luar biasa yang lebih dari 370 mil. Satelit-satelit ini awalnya diluncurkan pada 4 Maret sebagai bagian dari misi Transporter-10 SpaceX di Pangkalan Angkatan Luar Angkasa Vandenberg di California. Hubble mengonfirmasi bahwa satelit-satelit ini menerima sinyal dari chip Bluetooth 3,5mm.

Pencapaian ini berhasil dilakukan dengan meningkatkan perangkat Bluetooth biasa yang tersedia di pasaran dengan perangkat lunak milik Hubble, yang kemudian memungkinkan perangkat terhubung ke jaringan satelit Hubble tanpa menggunakan koneksi seluler. Menurut situs webnya, perusahaan ini bermaksud untuk membangun “jaringan satelit global yang dapat dihubungkan oleh perangkat Bluetooth apa pun.” Peristiwa penting ini diharapkan akan berkembang menjadi jaringan satelit yang sepenuhnya dapat diakses melalui Bluetooth oleh Hubble Network.

Hubble Network awalnya menyatakan bahwa banyak orang skeptis tentang kemungkinan sinyal Bluetooth dapat mencapai luar angkasa dengan jarak yang jauh. Namun, Alex Haro, CEO Hubble Network, mengatakan bahwa perusahaannya telah mematahkan skeptisisme tersebut.

“Kami telah membuka berbagai kemungkinan baru dengan menunjukkan bahwa kami bisa mengirim sinyal secara langsung dari chip Bluetooth dan menerimanya di ruang angkasa sejauh 600 km,” kata Haro di laman Hubble Network.

Antena phased array, yang teknologinya telah dipatenkan oleh Hubble Network, memungkinkan satelit yang mengorbit di atas Bumi untuk menerima sinyal Bluetooth. Antena ini berfungsi sebagai “kaca pembesar” untuk mengirimkan sinyal radio Bluetooth dari satelit ke Bumi.

Kesuksesan Hubble sebagian besar juga bergantung pada penggunaan Bluetooth Low Energy (BLE). Berbeda dengan Bluetooth Classic, yang cocok untuk koneksi yang terus-menerus seperti streaming audio tetapi memakai lebih banyak daya, BLE mendukung tingkat transmisi data yang lebih rendah dan menggunakan daya yang lebih sedikit serta memungkinkan transmisi jarak jauh.

Menargetkan Pasar Internet of Things

Perusahaan startup dengan hampir 5 miliar perangkat Bluetooth terjual setiap tahunnya ini, didirikan pada tahun 2021 oleh insinyur antariksa John Kim, Alex Haro (co-founder Life360), dan Ben Wild (pendiri perusahaan pengawasan GPS Iotera).

Haro dan Wild membuat konsep pelacakan satelit berbasis Bluetooth dimana upaya mereka didukung oleh pendanaan Series A sebesar 20 juta dolar AS atau setara Rp 320,5 miliar pada Maret 2023.

Dorongan untuk menghubungkan Bluetooth ke satelit bertujuan untuk meningkatkan konektivitas Internet of Things (IoT) secara global agar teknologi Bluetooth dapat memasuki pasar melalui koneksi nirkabel. Pasalnya, Perangkat IoT yang ada sering kali dihantui oleh konsumsi daya yang tinggi, biaya operasional, dan kurangnya konektivitas global, yang menjadi hambatan signifikan bagi banyak industri yang ingin memanfaatkan IoT. Maka dari itu, melalui terobosan ini Hubble menawarkan pengurangan yang signifikan dalam hal konsumsi daya baterai dan biaya operasional.

Di situs webnya, Hubble Network menyatakan, “Bayangkan cakupan global yang 20 kali lebih hemat baterai, dan biaya operasional yang lebih rendah hingga 50 kali. Ini bukan hanya peningkatan, tapi sebuah transformasi.”

Tujuan startup ini adalah untuk mendirikan jaringan pertama yang benar-benar global, hemat biaya, dan efisien baterai.

Pembangunan Konstelasi di Luar Angkasa

Saat ini, Hubble Network hanya memiliki dua satelit di orbit. Rencananya, melalui SpaceX, mereka akan meluncurkan satelit ketiga di misi Transporter-11 pada waktu musim panas di Amerika Serikat dan satelit keempat di misi Transporter-13 pada Februari 2025, yang kemudian membentuk “konstelasi beta”.

Konstelasi beta tersebut diharapkan dapat memungkinkan pelanggan terhubung ke Bluetooth setidaknya sekali setiap hari untuk situasi yang tidak membutuhkan perawatan.

Selanjutnya pada akhir tahun 2025 atau awal tahun 2026, Hubble Network berencana meluncurkan 32 satelit tambahan. Dengan total sebanyak 36 satelit ini Hubble berencana untuk membentuk “konstelasi produksi” pertama mereka yang memungkinkan konektivitas selama 2 hingga 3 jam per hari dari titik mana saja di Bumi. Melalui perencanaan ini, Hubble bermaksud untuk melayani hingga “satu miliar perangkat Bluetooth di Bumi” melalui konstelasi satelitnya.

Sebagai pelopor Internet di Bali sejak 1999, GlobalXtreme terus menerapkan teknologi canggih untuk meningkatkan layanan kami. Terinspirasi oleh langkah inovatif Hubble Network, kami berkomitmen untuk mengembangkan kemungkinan yang ada dengan infrastruktur kami. Untuk solusi Internet yang berkembang bersama lanskap teknologi, percayakan kepada GlobalXtreme untuk koneksi cepat dan layanan pelanggan yang tersedia 24/7. Temukan paket terjangkau kami mulai dari Rp300.000. Info lebih lanjut hubungi (0361) 736 811.

Cetak Sejarah; Koneksi Bluetooth Pertama Yang Dihubungkan ke Luar Angkasa

Hubble Network telah membuat sejarah dengan berhasil menciptakan koneksi Bluetooth dari Bumi ke satelit sejauh 600 km, menjadikannya perusahaan pertama yang mencetak rekor ini.

Bila biasanya kita menggunakan koneksi Bluetooth untuk berbagi file atau mengubungkan antar perangkat seperti Airpods ke handphone, perusahaan teknologi antariksa bernama Hubble Network telah menetapkan standar baru untuk masa depan teknologi Bluetooth. Pasalnya, mereka membuat sebuah terobosan dimana memungkinkan sinyal wireless jarak dekat tersebut ditransmisikan hingga ratusan kilometer jauhnya ke luar angkasa.

Startup yang berbasis di Seattle, Amerika Serikat ini mengumumkan berita ini pada 2 Mei melalui postingan blog di laman resminya. Disana disebutkan bahwa dua satelitnya berhasil menerima sinyal Bluetooth dari stasiun di Bumi, menjangkau jarak yang luar biasa yang lebih dari 370 mil. Satelit-satelit ini awalnya diluncurkan pada 4 Maret sebagai bagian dari misi Transporter-10 SpaceX di Pangkalan Angkatan Luar Angkasa Vandenberg di California. Hubble mengonfirmasi bahwa satelit-satelit ini menerima sinyal dari chip Bluetooth 3,5mm.

Pencapaian ini berhasil dilakukan dengan meningkatkan perangkat Bluetooth biasa yang tersedia di pasaran dengan perangkat lunak milik Hubble, yang kemudian memungkinkan perangkat terhubung ke jaringan satelit Hubble tanpa menggunakan koneksi seluler. Menurut situs webnya, perusahaan ini bermaksud untuk membangun “jaringan satelit global yang dapat dihubungkan oleh perangkat Bluetooth apa pun.” Peristiwa penting ini diharapkan akan berkembang menjadi jaringan satelit yang sepenuhnya dapat diakses melalui Bluetooth oleh Hubble Network.

Hubble Network awalnya menyatakan bahwa banyak orang skeptis tentang kemungkinan sinyal Bluetooth dapat mencapai luar angkasa dengan jarak yang jauh. Namun, Alex Haro, CEO Hubble Network, mengatakan bahwa perusahaannya telah mematahkan skeptisisme tersebut.

“Kami telah membuka berbagai kemungkinan baru dengan menunjukkan bahwa kami bisa mengirim sinyal secara langsung dari chip Bluetooth dan menerimanya di ruang angkasa sejauh 600 km,” kata Haro di laman Hubble Network.

Antena phased array, yang teknologinya telah dipatenkan oleh Hubble Network, memungkinkan satelit yang mengorbit di atas Bumi untuk menerima sinyal Bluetooth. Antena ini berfungsi sebagai “kaca pembesar” untuk mengirimkan sinyal radio Bluetooth dari satelit ke Bumi.

Kesuksesan Hubble sebagian besar juga bergantung pada penggunaan Bluetooth Low Energy (BLE). Berbeda dengan Bluetooth Classic, yang cocok untuk koneksi yang terus-menerus seperti streaming audio tetapi memakai lebih banyak daya, BLE mendukung tingkat transmisi data yang lebih rendah dan menggunakan daya yang lebih sedikit serta memungkinkan transmisi jarak jauh.

Menargetkan Pasar Internet of Things

Perusahaan startup dengan hampir 5 miliar perangkat Bluetooth terjual setiap tahunnya ini, didirikan pada tahun 2021 oleh insinyur antariksa John Kim, Alex Haro (co-founder Life360), dan Ben Wild (pendiri perusahaan pengawasan GPS Iotera).

Haro dan Wild membuat konsep pelacakan satelit berbasis Bluetooth dimana upaya mereka didukung oleh pendanaan Series A sebesar 20 juta dolar AS atau setara Rp 320,5 miliar pada Maret 2023.

Dorongan untuk menghubungkan Bluetooth ke satelit bertujuan untuk meningkatkan konektivitas Internet of Things (IoT) secara global agar teknologi Bluetooth dapat memasuki pasar melalui koneksi nirkabel. Pasalnya, Perangkat IoT yang ada sering kali dihantui oleh konsumsi daya yang tinggi, biaya operasional, dan kurangnya konektivitas global, yang menjadi hambatan signifikan bagi banyak industri yang ingin memanfaatkan IoT. Maka dari itu, melalui terobosan ini Hubble menawarkan pengurangan yang signifikan dalam hal konsumsi daya baterai dan biaya operasional.

Di situs webnya, Hubble Network menyatakan, “Bayangkan cakupan global yang 20 kali lebih hemat baterai, dan biaya operasional yang lebih rendah hingga 50 kali. Ini bukan hanya peningkatan, tapi sebuah transformasi.”

Tujuan startup ini adalah untuk mendirikan jaringan pertama yang benar-benar global, hemat biaya, dan efisien baterai.

Pembangunan Konstelasi di Luar Angkasa

Saat ini, Hubble Network hanya memiliki dua satelit di orbit. Rencananya, melalui SpaceX, mereka akan meluncurkan satelit ketiga di misi Transporter-11 pada waktu musim panas di Amerika Serikat dan satelit keempat di misi Transporter-13 pada Februari 2025, yang kemudian membentuk “konstelasi beta”.

Konstelasi beta tersebut diharapkan dapat memungkinkan pelanggan terhubung ke Bluetooth setidaknya sekali setiap hari untuk situasi yang tidak membutuhkan perawatan.

Selanjutnya pada akhir tahun 2025 atau awal tahun 2026, Hubble Network berencana meluncurkan 32 satelit tambahan. Dengan total sebanyak 36 satelit ini Hubble berencana untuk membentuk “konstelasi produksi” pertama mereka yang memungkinkan konektivitas selama 2 hingga 3 jam per hari dari titik mana saja di Bumi. Melalui perencanaan ini, Hubble bermaksud untuk melayani hingga “satu miliar perangkat Bluetooth di Bumi” melalui konstelasi satelitnya.

Sebagai pelopor Internet di Bali sejak 1999, GlobalXtreme terus menerapkan teknologi canggih untuk meningkatkan layanan kami. Terinspirasi oleh langkah inovatif Hubble Network, kami berkomitmen untuk mengembangkan kemungkinan yang ada dengan infrastruktur kami. Untuk solusi Internet yang berkembang bersama lanskap teknologi, percayakan kepada GlobalXtreme untuk koneksi cepat dan layanan pelanggan yang tersedia 24/7. Temukan paket terjangkau kami mulai dari Rp300.000. Info lebih lanjut hubungi (0361) 736 811.