CEO Zoox, Aicha Evans Yakin Mampu Kembangkan Robotaxi Otomatis

Published

23 December 2022

Share

, ,
CEO Zoox, Aicha Evans Yakin Mampu Kembangkan Robotaxi Otomatis

Pasca era pandemi membuat para insinyur dan ilmuwan teknologi kendaraan otonom tidak berhenti untuk terus berinovasi, tidak terkecuali perusahaan Zoox yang pada 2020 lalu dibeli oleh Amazon. Zoox sendiri didirikan pada tahun 2014 di San Fransisco, Amerika Serikat dengan visi membangun serta mengembangkan kendaraan otonom yang aman. Pada awalnya Zoox hanya membuat satu model desain kendaaraan saja yang diberi nama seperti perusahaannya, yaitu Zoox.

Dilansir dari Fastcompany.com, Zoox kini memiliki seorang CEO yang merupakan Mantan Chief Strategy Office, Intel Corporation, Aicha S. Evans. Di perusahaan sebelumnya, Evans bertanggung jawab terhadap strategi jangka panjang dari perusahaan teknologi Intel untuk bertransformasi yang awalnya berpusat pada pengembangan PC menjadi data. Selain menjadi CSO di Intel, Evans sendiri tercatat pernah menjadi manajer umum grup komunikasi dan perangkat yang bertanggung jawab mengarahkan rekayasa nirkabel untuk produk multi-komunikasi dan platform Intel, termasuk modem, RF, Wi-Fi, GPS, Bluetooth, FM, LTE, WLAN/WWAN serta yang baru muncul teknologi nirkabel seperti 5G.

Lahir di Senegal dan dibesarkan di Paris serta mengenyam pendidikan di Universitas George Washington, Evans menerima posisi sebagai CEO di Zoox pada usia 49 tahun. Melalui wawancara yang dilansir Globalxtreme, Evans mengatakan bahwa setelah dari Intel, ia memang memutuskan untuk tidak lagi masuk ke perusahaan yang besar dan memilih Zoox di mana menurutnya hal tersebut adalah hal baru.

Kini Evans tak hanya bergabung untuk membangun robotaxi otonom bertenaga listik dan transportasi online saja, tetapi ia juga menjadi CEO wanita keturunan Afrika-Amerika pertama dari perusahaan kendaran otonom (AV). Hal ini pun menjadi pengalaman serta harapan banyak pihak di mana seorang veteran perusahaan teknologi besar dunia diminta menjalankan perusahaan rintisan dan Evans pun mengakui bahwa ia menyukai tantangan walau tumbuh dari sebuah korporasi besar.

Dibalik keputusannya untuk menjabat perusahaan rintisan seperti Zoox, Evans memberikan beberapa syarat dimana ia ingin menjabat posisi di perusahaan kecil, swasta, berbasis di Sillicon Valley, bekerja dengan teknologi yang memiliki dampak, dan dipimpin oleh para pendirinya. Menurutnya, persyaratan tersebut menjadi bukti bahwa ia memang dibutuhkan dan bukan hanya dianggap “anak kecil” yang butuh pengawasan orang dewasa.

Sedikit reka ulang cerita perekrutannya, Evans diajak untuk mengunjungi kantor pusat Zoox di Foster City, California, dan ia bisa merasakan energi dari setiap elemen perusahan tersebut untuk mau berkembang. Evans sendiri bergabung dengan Zoox pada Februari 2019 di mana ia bertanggung jawab untuk memobilisasi seluruh tim di departemen robotika, teknik kendaraan, perangkat lunak, kecerdasan buatan (AI), dan jaminan kualitas produk dari perusahaan yang menciptakan kendaraan tanpa pengemudi secara menyeluruh.

Zoox dibawah kepemimpinan Evans akan bersaing dengan sekumpulan perusahaan yang tengah memproduksi hal serupa di mana teknologi tersebut didukung oleh Google, General Motor, dan Ford. Selain itu tantangan juga hadir dari banyaknya anggapan bahwa pengembangan teknologi ini memberikan dampak kerugian yang besar seperti yang diungkapkan Anthony Levandowski, pendiri program mobil self-driving Google kepada Bloomberg pada Oktober lalu, di mana ia mengatakan industri ini membutuhkan investasi besar dalam proses R&D tetapi belum banyak memberikan hasil.

Menjawab tantangan akan keraguan tersebut, Evans mengatakan bahwa pentingnya memiliki keyakinan yang mungkin dinilai irasional terhadap teknologi ini, tetapi hal itulah yang menjadi energi untuk terus maju. Seperti halnya koneksi Internet GlobalXtreme yang terus berkembang baik secara pelayanan dan teknologi untuk memberikan yang terbaik kepada pelanggan.

Melalui jaringan infrastruktur yang memadai, teknisi berpengalaman, dan layanan customer service 24/7 serta didapuk sebagai ISP dengan layanan 5 GHz nomor satu di Bali, GlobalXtreme memberikan penawaran layanan Internet mulai dari 300.000 rupiah dengan kecepatan 75 Mbps sampai 1 Gbps (Dedicated Link) dan untuk info lebih lanjut hubungi (0361) 736-811.

CEO Zoox, Aicha Evans Yakin Mampu Kembangkan Robotaxi Otomatis

Pasca era pandemi membuat para insinyur dan ilmuwan teknologi kendaraan otonom tidak berhenti untuk terus berinovasi, tidak terkecuali perusahaan Zoox yang pada 2020 lalu dibeli oleh Amazon. Zoox sendiri didirikan pada tahun 2014 di San Fransisco, Amerika Serikat dengan visi membangun serta mengembangkan kendaraan otonom yang aman. Pada awalnya Zoox hanya membuat satu model desain kendaaraan saja yang diberi nama seperti perusahaannya, yaitu Zoox.

Dilansir dari Fastcompany.com, Zoox kini memiliki seorang CEO yang merupakan Mantan Chief Strategy Office, Intel Corporation, Aicha S. Evans. Di perusahaan sebelumnya, Evans bertanggung jawab terhadap strategi jangka panjang dari perusahaan teknologi Intel untuk bertransformasi yang awalnya berpusat pada pengembangan PC menjadi data. Selain menjadi CSO di Intel, Evans sendiri tercatat pernah menjadi manajer umum grup komunikasi dan perangkat yang bertanggung jawab mengarahkan rekayasa nirkabel untuk produk multi-komunikasi dan platform Intel, termasuk modem, RF, Wi-Fi, GPS, Bluetooth, FM, LTE, WLAN/WWAN serta yang baru muncul teknologi nirkabel seperti 5G.

Lahir di Senegal dan dibesarkan di Paris serta mengenyam pendidikan di Universitas George Washington, Evans menerima posisi sebagai CEO di Zoox pada usia 49 tahun. Melalui wawancara yang dilansir Globalxtreme, Evans mengatakan bahwa setelah dari Intel, ia memang memutuskan untuk tidak lagi masuk ke perusahaan yang besar dan memilih Zoox di mana menurutnya hal tersebut adalah hal baru.

Kini Evans tak hanya bergabung untuk membangun robotaxi otonom bertenaga listik dan transportasi online saja, tetapi ia juga menjadi CEO wanita keturunan Afrika-Amerika pertama dari perusahaan kendaran otonom (AV). Hal ini pun menjadi pengalaman serta harapan banyak pihak di mana seorang veteran perusahaan teknologi besar dunia diminta menjalankan perusahaan rintisan dan Evans pun mengakui bahwa ia menyukai tantangan walau tumbuh dari sebuah korporasi besar.

Dibalik keputusannya untuk menjabat perusahaan rintisan seperti Zoox, Evans memberikan beberapa syarat dimana ia ingin menjabat posisi di perusahaan kecil, swasta, berbasis di Sillicon Valley, bekerja dengan teknologi yang memiliki dampak, dan dipimpin oleh para pendirinya. Menurutnya, persyaratan tersebut menjadi bukti bahwa ia memang dibutuhkan dan bukan hanya dianggap “anak kecil” yang butuh pengawasan orang dewasa.

Sedikit reka ulang cerita perekrutannya, Evans diajak untuk mengunjungi kantor pusat Zoox di Foster City, California, dan ia bisa merasakan energi dari setiap elemen perusahan tersebut untuk mau berkembang. Evans sendiri bergabung dengan Zoox pada Februari 2019 di mana ia bertanggung jawab untuk memobilisasi seluruh tim di departemen robotika, teknik kendaraan, perangkat lunak, kecerdasan buatan (AI), dan jaminan kualitas produk dari perusahaan yang menciptakan kendaraan tanpa pengemudi secara menyeluruh.

Zoox dibawah kepemimpinan Evans akan bersaing dengan sekumpulan perusahaan yang tengah memproduksi hal serupa di mana teknologi tersebut didukung oleh Google, General Motor, dan Ford. Selain itu tantangan juga hadir dari banyaknya anggapan bahwa pengembangan teknologi ini memberikan dampak kerugian yang besar seperti yang diungkapkan Anthony Levandowski, pendiri program mobil self-driving Google kepada Bloomberg pada Oktober lalu, di mana ia mengatakan industri ini membutuhkan investasi besar dalam proses R&D tetapi belum banyak memberikan hasil.

Menjawab tantangan akan keraguan tersebut, Evans mengatakan bahwa pentingnya memiliki keyakinan yang mungkin dinilai irasional terhadap teknologi ini, tetapi hal itulah yang menjadi energi untuk terus maju. Seperti halnya koneksi Internet GlobalXtreme yang terus berkembang baik secara pelayanan dan teknologi untuk memberikan yang terbaik kepada pelanggan.

Melalui jaringan infrastruktur yang memadai, teknisi berpengalaman, dan layanan customer service 24/7 serta didapuk sebagai ISP dengan layanan 5 GHz nomor satu di Bali, GlobalXtreme memberikan penawaran layanan Internet mulai dari 300.000 rupiah dengan kecepatan 75 Mbps sampai 1 Gbps (Dedicated Link) dan untuk info lebih lanjut hubungi (0361) 736-811.